Rasa kurang percaya diri pada anak dapat menurunkan aktifitas dan kreatifitasnya, baik dalam bermain maupun belajar. Tentu hal ini dapat mengganggu perkembangannya untuk menjadi pribadi yang matang dikemudian hari.
Saya ingin mengulas secara singkat beberapa cara salah yang diterapkan oleh para ahli pendidikan sehingga dapat menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri.
Hal tersebut antara lain :
1. Cara mendidik yang mengandalkan bentakan dan pukulan.
Bentakan dan pukulan justru akan membuat anak mengalami stress. Dalam kondisi tertekan, energi anak akan terkuras sia-sia sehingga anak tidak dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan bermain maupun prestasi akademiknya. Anak yang stress cenderung menarik diri dari pergaulan dengan teman sebayanya karena merasa 'berbeda' dengan mereka. Berbeda dalam hal ini, si anak tidak bisa tertawa dan merasakan kebahagiaan seperti teman-temannya yang lain.
2. Dominasi orang tua yang tidak memberikan keleluasaan bagi anak untuk berfikir dan bertindak.
Bila anak selalu dikendalikan orang tua, dia akan menganggap bahwa segala yang dia lakukan selalu salah dimata orang tuanya sehingga hal ini akan membuatnya berhenti berekspresi. Semua yang dilakukannya jadi serba salah dan selalu disalahkan. Hal ini akan mematikan ide dan kreatifitasnya.
3. Tidak mendorong anak untuk mandiri.
Ada sebagian orang tua yang selalu memanjakan anaknya secara berlebihan. Semua kebutuhan anak dipenuhi tanpa membekalinya dengan kemandirian. Hasilnya, ketika jauh dari orang tuanya, si anak kebingungan dalam mengurus dan memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga membuatnya kurang percaya diri.
4. Tidak mewujudkan suasana psikologis yang membuat anak merasa nyaman, penuh percaya diri, berani, dan tidak dicekam ketakutan.
Dukungan dari orang tua sangat menentukan kondisi psikis bagi anak. Kondisi psikis inilah yang menentukan perkembangan dan prestasi anak. Anak-anak yang tumbuh dengan rasa takut akan cenderung tenggelam dalam perasaan tertekan, sendiri dan gagal dalam segala hal, tentu saja hal ini akan membuatnya minder dengan teman sebaya yang selalu memiliki semangat tinggi karena selalu mendapat dukungan dari orang tuanya.
Sebaliknya, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan sang anak, orang tua sebaiknya menggembirakan dan menghibur hati si anak.
Kegembiraan memainkan peran yang sangat menakjubkan dan berpengaruh kuat terhadap jiwa anak. Anak-anak sangat menyukai kegembiraan. Mereka senang melihat senyuman tersungging di wajah orang dewasa. Oleh karena itu, memberikan kegembiraan pada anak akan memunculkan keriangan dan vitalitas dalam jiwanya. Hal itu juga akan menjadikan si anak selalu siap untuk menerima perintah, peringatan, atau bimbingan apapun.
Menaburkan kegembiraan dan keceriaan kepada anak akan membuatnya mampu mengaktualisasikan kemampuannya dalam bentuknya yang sempurna.