Ingatkah Anda saat-saat belajar menulis dulu? Begitu susah kita belajar bagaimana menggerakkan pena agar membentuk sebuah huruf. Namun, kemudahan teknologi membuat kita seolah lupa bagaimana cara menulis. Dari mesin tik yang sederhana, hingga komputer, dan ponsel cerdas, telah mengubah kebiasaan menulis tangan menjadi keterampilan mengetik. Memang, mengetik bisa lebih cepat daripada menulis tangan, juga lebih mudah dibaca karena hurufnya yang lebih jelas. Tapi, tahukah Anda, kebiasaan menulis tangan ternyata mampu mengasah otak kita, dibandingkan mengetik.
Profesor Anne Mangen, ahli dari Stavanger University dari Dailymail mengatakan, "Karena menulis dengan tangan membutuhkan waktu lebih lama dari mengetik pada keyboard, maka aspek temporal otak yang terlibat dalam bahasa juga dapat mempengaruhi proses belajar."
Membaca dan menulis melibatkan sejumlah indra di tubuh. Karenanya otak 'dipaksa' untuk bekerja lebih keras. Proses otak ini ternyata hilang ketika orang beralih dari pena dan buku menjadi layar komputer dan keyboard. Saat menulis dengan tangan, gerakan yang terlibat meninggalkan jejak di bagian otak yang disebut sensorimotor. Proses ini membantu orang untuk mengenal huruf. Sedangkan sentuhan dan gerakan mengetik pada keyboard menghasilkan respon yang berbeda dalam otak, yang berarti tidak memperkuat mekanisme pembelajaran dengan cara yang sama.
Penelitian ini dilakukan dengan tes mempelajari abjad, yang dibagi dalam dua kelompok partisipan. Kelompok pertama diajarkan menulis surat dengan tangan, sedangkan kelompok lainnya dengan menggunakan keyboard.
Pada interval mingguan, kenangan partisipan tentang abjad dicatat. Dan orang-orang yang mempelajari huruf melalui membaca dan menulis mendapatkan hasil terbaik.
Nah, mungkin inilah salah satu rahasia mengapa para ilmuwan dan orang-orang di masa dulu sangat pandai, cerdas, dan sangat kuat hafalannya. Maka dari itu, sebaiknya kita sering-sering menulis untuk melatih ingatan dan kecerdasan...